Rani Juliani Sang Ratu
Surat Dari Rani Juliani dan Keluarga
Assalamualaikum Wr Wb.
Sahabat sekalian, mohon jangan pojokkan saya dalam urusan yang terjadi di luar kuasa dan kehendak saya. Biarkan saya dan keluarga saya tenang…saya yakin segalanya akan terbuka dengan sendirinya nanti. Tapi pls untuk saat ini biarkan saya dan keluarga saya tenang….pls mohon pengertian dan emphatinya.
Assalamu’alaikum,
Rani dan keluarga.
JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam pemeriksaan Antasari Azhar selama 8,5 jam, penyidik Polda Metro Jaya sama sekali tak menyinggung soal Rani Juliani. Demikian dikatakan salah satu kuasa hukum Antasari Azhar, Farhat Abbas.
"Tadi dari 20 pertanyaan yang diajukan penyidik, tak ada kaitan tentang Rani," kata Farhat Abbas. Ia tak mau menjelaskan secara rinci pertanyaan apa saja yang diajukan kepada Antasari sehingga statusnya dinaikkan dari saksi menjadi tersangka.
Saat ini Antasari telah ditahan di Rumah Tahanan Narkoba Polda Metro Jaya. Selesai pemeriksaan pukul 16.40 WIB, Antasari telah resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya.
Nama Rani Juliani (22) selama ini dikaitkan dengan Antasari dan Nasrudin terkait kasus pembunuhan tersebut. Ia diduga terlibat dalam motif asmara antara Antasari Azhar dengan Nasrudin Zulkarnaen. Polisi pun mengakui bahwa Rani telah meminta perlindungan kepada kepolisian.
"Yang bersangkutan memang meminta perlindungan sebagai saksi," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono kepada wartawan, Jakarta, Senin (4/5).
Namun, Wahyono tak mau menjelaskan apakah alasan Rani meminta perlindungan sebagai saksi terkait kasus pembunuhan Nasrudin. "Memang ada keterangan yang mengaitkan ke sana, maka diminta keterangannya," ujar Wahyono.
www.kompas.com
(Senin, 4 Mei 2009 | 18:44 WIB)
Buat yang tau Kasus Antasari Azhar, pasti ngenal nama Rani Juliani. Cewek belia yang jadi caddy golf bertarif tips sejutaan sekali putar ini emang lagi rame dicari publik. Mahasiswi ber NIM 0811362196 (mirip no. hp pacar kamu ya?) di STMIK Raharja Tangerang jurusan Manajemen Informatika (MI) angkatan 2008 ini terlibat Cinta Segitiga Rani Juliani - Nasrudin Zulkarnain - Antasari Azhar. Ini nie Biografi Rani Juliani Caddy Golf Nasrudin dan Antasari ;-)
Biografi Rani Juliani - Caddy Golf :
* Nama Lengkap : Rani Juliani
* Nama Panggilan : Rani
* Nama Samaran : Tika
* Tanggal Lahir : 1 Juli 1986
* Bintang : Cancer
* Shio : Macan
* Saudara : Anak ketiga dari 4 saudara
* Nama Ayah : Endang M. Hasan
* Nama Ibu : Kuswati
* Status : Istri ketiga siri Nasrudin Zulkarain (Alm.)
* Rumah : Jalan KH Maja RT 01/04, Kampung Kosong, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.
* Kampus : STMIK Raharja, Jl Jenderal Sudirman, Babakan, Kota Tangerang | Jurusan Manajemen Informatika (MI) angkatan 2008.
* Pekerjaan : Caddy di Padang Golf Modern di Kompleks Modernland, Pinang, Kota Tangerang | Marketing Klub Golf Modern.
* Blog Rani Juliani : ranijuliani.blogspot.com | rani-juliani.blogspot.com
Wanita - Wanita Penakluk Pejabat Teras Indonesia
Mungkin gambar ini hanya sebagiah kecil dari sekian banyak kasus yang terungkap. Memang benar kata pepatah, wanita adalah penakluk pria, sudah terbukti semenjak Nabi Adam sampai sekarang. Setegar apapun cowok itu, namun berhadapan dengan dengan wanita yang digilainya, langsung jatuh klepek-2.....
source: browsing with google-image
paling atas, paling anyar, Antasari (Ketua KPK) dan 'Caddy girls'
dibawahnya: Max Moein (DPR-PDIP)
dibawahnya lagi Yahya Zaini (DPR-GOLKAR)
paling bawa: Al Amien Nasution (DPR - PPP)
Sumber : http://www.iklan-mudah.com/
Sepak Terjang Sigid Haryo Wibisono, Tersangka Pembunuhan Nasrudin
Sering Jadi Pendamai, Selalu Pestakan Ultah Ibu
Begitu nama Sigid Haryo Wibisono dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnain, direktur PT Putra Rajawali Banjaran, teman-temannya di Semarang kaget. Bagaimana sebenarnya sepak terjang Sigid?
PRATONO-RICKI, Semarang
[JP Online, Kamis, 07 Mei 2009]
---
Di depan nama Sigid, ada gelar ningrat: Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT). Di mata teman-temannya di Semarang, sosok pria 43 tahun itu dikenal ringan tangan. Dia sangat gampang menolong orang lain yang mengalami kesusahan.
Hal tersebut disampaikan Supriyadi, salah seorang teman dekat Sigid. Mantan wartawan di Semarang itu menceritakan, Sigid pernah membantu menyekolahkan anak seorang temannya yang tidak mampu.
Selain sering membantu, kata Supri, Sigid dikenal sebagai pendamai konflik. ''Misalnya, saya berkonflik dengan orang dan orang itu kenal Sigid. Maka, Sigid-lah yang kemudian menjadi pendamainya,'' ujarnya.
Dia menduga kasus yang menjerat sobatnya tersebut berawal dari permintaan bantuan oleh Antasari Azhar kepada Sigid. ''Mungkin Antasari minta bantuan dan dibela Sigid karena dia memang penolong,'' paparnya.
Supriyadi yang kini menjadi konsultan media tersebut mengaku bersahabat dengan Sigid saat menjadi anggota Komisi C DPRD Jateng 1997 dan menjabat ketua FKPPI Jateng. ''Waktu dia (Sigid) jadi anggota dewan, saya masih menjadi wartawan,'' jelasnya.
Kepada Supriyadi, Sigid juga sempat meminta saran sebelum mendirikan Harian Merdeka. ''Waktu itu saya sarankan agar korannya banyak mem-blow up kasus korupsi yang ditangani KPK dan kejaksaan. Saat itulah dia (Sigid) mengaku kenal Antasari (Ketua KPK Antasari Azhar, Red),'' ungkapnya.
Rencana Sigid membuat koran juga pernah dilontarkan kepada Supriyadi pada 1996. ''Waktu itu, dia ngomong kalau akan mengelola koran bersama Mbak Tutut (Siti Hardiyanti Rukmana, putri almarhum mantan Presiden Soeharto). Nama korannya Berita Kita,'' ujarnya. ''Tapi, koran itu nggak sampai terbit. Baru mau terbit, terjadilah huru-hara reformasi,'' lanjutnya.
Kesaksian seputar sepak terjang Sigid juga disampaikan Arnaz Andrarasmara, ketua GM FKPPI (Generasi Muda Forum Komunikasi Putra dan Putri Purnawirawan TNI) Kota Semarang. ''Dia juga orang yang sangat berbakti kepada orang tua,'' tuturnya.
Diceritakan, setiap tahun, tepatnya setiap 24 April, Sigid selalu merayakan ulang tahun ibunya, Ny Tatik Mardeo, secara besar-besaran. ''Bahkan, Mas Sigid mau mencium kaki ibunya,'' ungkapnya.
Menurut Arnaz, seniornya di FKPPI tersebut merupakan sosok yang gampang membantu orang lain. Sigid juga sering membantu teman-teman seorganisasinya (di FKPPI) yang ingin berkiprah di organisasi profesi maupun pemerintahan.
Arnaz secara pribadi mengaku cukup dekat dengan Sigid. ''Saya sudah enam tahun kenal dia (Sigid),'' katanya. Sigid, lanjut Arnaz, pernah menjadi sekretaris FKPPI PD IX Jawa Tengah periode 2002-2007.
Dia mengaku kali terakhir bertemu Sigid pada 25 April lalu. Saat itu, Sigid mengadakan pesta ulang tahun ibunya di Patra Semarang Convention Hotel. Itu adalah pesta kedua. Sehari sebelumnya, pesta dilaksanakan di rumah ibunya di Jl S. Parman, Semarang.
''Tiga hari sebelum pesta diadakan, saya diminta Mas Sigid menjadi salah seorang panitia untuk pesta ulang tahun itu,'' ungkap Arnaz.
Dia menggambarkan, pada pesta ulang tahun ibu Sigid tersebut, undangan yang hadir mencapai 1.500 orang. Acara dimeriahkan beberapa artis ibu kota. Di antaranya, Dorce Gamalama dan Vina Panduwinata.
Tahun lalu, pesta besar-besaran juga dihelat Sigid untuk merayakan ulang tahun ibunya. Saat itu, pesta diadakan sampai dua hari di rumah ibunya. Sigid mendatangkan penyanyi campursari Didi Kempot untuk menghibur para undangan.
Radar Semarang (Jawa Pos Group) yang sempat hadir pada pesta itu menyaksikan puluhan aparat berseragam yang membawa senjata laras panjang berjaga selama pesta berlangsung.
Informasi yang dihimpun Radar Semarang, Sigid merupakan putra bungsu di antara tujuh bersaudara pasangan Brigjen (pur) Mardeo dan Ny Tatik Mardeo. Ayahnya adalah mantan kepala staf Kodam IV/Diponegoro.
Sigid pernah menjadi anggota DPRD Jateng periode 1997-1999. Saat itu, dia merupakan anggota dewan termuda di DPRD Jateng dan tercatat sebagai anggota Fraksi Karya Pembangunan.
Selama di DPRD Jateng, Sigid bertugas di komisi C. Namun, sebelum masa tugasnya di DPRD Jateng berakhir, pada 25 Agustus 1998, dia mengundurkan diri. Dia pindah ke Jakarta untuk menerima kepercayaan sebagai asisten pribadi Menteri Kehakiman Muladi. Muladi adalah ketua FKPPI PD IX Jateng ketika Sigid menjabat sekretaris.
Pada Pemilu 2004, Sigid masuk dalam daftar caleg DPR dari Partai Golkar di daerah pemilihan (dapil) Jateng IV yang meliputi Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen dengan nomor urut 2. Meski waktu itu gagal menuju Senayan, karir Sigid tidak tenggelam.
Setelah menjadi asisten pribadi menteri kehakiman, suami Sri Hapsari dan ayah empat anak tersebut dipercaya menjadi penasihat menteri sosial bidang khusus Kabinet Gotong Royong 2002-2004. Dia juga menjadi penasihat menteri sosial bidang khusus Kabinet Indonesia Bersatu 2004-2006 serta staf khusus menteri sosial bidang sosial ekonomi pada 2005-2007. Saat itu, dia juga tercatat sebagai wakil ketua DPD I Partai Golkar Jateng.
Pada pertengahan 2007, Sigid menjadi perbincangan di jagat politik tanah air setelah masuk menjadi pengurus PKB yang akhirnya menimbulkan perpecahan di tubuh partai yang berakar pada nahdliyin itu.
Terlebih, dia dipercaya oleh PKB Gus Dur untuk duduk sebagai anggota Dewan Syura DPP PKB. Di PKB, dia juga tercatat sebagai wakil ketua karteker DPW PKB Jatim. Tapi, sejak keluarnya SK dari DPP PKB tertanggal 11 Desember 2007, Sigid dilengserkan dari jabatan tersebut.
Ibu Sigid Belum Menjenguk ke Tahanan
Rumah ibu Sigid di Jalan S. Parman kemarin terlihat sepi. Di rumah bergaya lawas berpagar tanaman itu hanya terlihat dua motor yang diparkir di halaman depan. Di rumah tersebut juga terlihat beberapa sangkar burung yang digantung di teras depan. Meski catnya kusam, di atap rumah itu terpasang sebuah antena televisi kabel.
Saat Radar Semarang mendatangi rumah dan memarkir mobil, seorang penjaga rumah langsung bangkit dari pos penjagaan dan menutup pintu pagar besi. Saat wartawan koran ini mendekat, keempat penjaga rumah langsung menghampiri. Dengan ramah, salah seorang penjaga menyatakan bahwa ibu Sigid sedang tidak ada di rumah.
Begitu pula dengan penghuni yang lain. ''Ibu di Solo, Mas. Rumah keluarganya kan di sana. Kami di sini hanya menjaga,'' ungkap penjaga berlogat luar Jawa tersebut.
Pria tersebut juga menuturkan bahwa sang ibu belum sempat menjenguk anaknya yang ditahan. ''Setahu saya ibu belum menjenguk. Kan dia sudah sepuh,'' tuturnya.
Bos Ditahan, Merdeka Tetap Terbit
Harian Merdeka akan tetap terbit meski Sigid yang juga komisaris utama PT Pers Indonesia Merdeka (perusahaan yang menaungi Merdeka) ditahan di Polda Metro Jaya.
Keputusan tetap terbitnya harian yang bermarkas di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, itu melegakan awak redaksi. Pemimpin Redaksi Merdeka Mulyana W. Kusumah yang dihubungi Indopos (Jawa Pos Group) tadi malam mengatakan, dirinya sangat bahagia. ''Hasil rapat barusan (tadi malam, Red) membuat kami lega,'' kata Mulyana.
Rapat itu, ujar Mulyana,--dihadiri pemilik saham PT Pers Indonesia Merdeka. Beberapa petinggi yang hadir, antara lain, Komisaris Sigid Agus Heriyanto, Direktur Operasional Mochammad Riyanto, Direktur Umum/SDM Hasan Mulachela, dan Direktur Pengembangan Usaha Muhamad Agus.
Rapat yang juga dihadiri Denny Kailimang SH, pengacara Sigid Haryo Wibisono, itu memutuskan hal penting terkait kegiatan keredaksian koran yang dibeli dari pengusaha Wina Armada tersebut. Mulyana mengatakan, hingga kini BAP (berita acara pemeriksaan) terus berlangsung sehingga konstruksi hukum masih berubah dan belum pasti.
Bagaimana isu pemblokiran rekening milik Sigid Haryo? Mengenai hal itu, Mulyana menampik. Menurut dia, isu pemblokiran sama sekali tidak ada kaitannya dengan kasus yang saat ini berkembang.
Menurut dia, kasus yang menimpa Sigid sama sekali tidak terkait pidana korupsi dan tidak berkaitan dengan money laundering (pencucian uang). ''Tidak benar itu, tidak ada penutupan rekening,'' tegas Mulyana. (irz/ers/kum)
Padhang Bulan
0 komentar:
Posting Komentar